BAB I
PENDAHULUAN
Metalurgi
adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari logam, struktur logam, sifat-sifat
logam, prose pembuatan logam, dan sebagainya.
Perhatikan beberapa contoh produk yang biasa terlihat/dipakai oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari dibawah ini yang merupakan perkembangan
dari metalurgi.
Berbagai
produk tadi dibuat dengan bahan/material, proses pembuatan yang berbeda sesuai
dengan fungsi masing-masing. Semua terbuat dari berbagai jenis logam, seperti
aluminium, baja, besi cor, kuningan, dan lain-lain.
Apa yang mendasari bahwa komponen terbuat dari logam? Ini semuanya berkaitan dengan sifat-sifat material, yaitu sifat mekanik, fisik, kimia dan teknologi.
Apa yang mendasari bahwa komponen terbuat dari logam? Ini semuanya berkaitan dengan sifat-sifat material, yaitu sifat mekanik, fisik, kimia dan teknologi.
Apa itu
logam? Berdasarkan ASM (American Society of Metals), logam didefinisikan
sebagai unsur kimia yang mempunyai sifat konduktivitas panas, listrik yang
baik, buram dan jika dipoles hingga mengkilap akan menjadi reflektor/pemantul
cahaya yang baik. Selain itu mempunyai sifat tidak tembus cahaya dan mempunyai
kekuatan dan keuletan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi Metalurgi
Metalurgi
didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari karakteristik /sifat/
perilaku logam, ditinjau dari sifat mekanik (kekuatan, keuletan, kekerasan,
ketahanan lelah, dsb.), fisik (konduktivitas panas, listrik, massa jenis,
magnetik, optik, dsb.), kimia (ketahanan korosi, dsb.) dan teknologi (kemampuan
logam untuk dibentuk, dilas/disambung, dimesin, dicor dan dikeraskan).
Metalurgi
juga didefenisikan sebagai ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji proses
pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi:
- pengolahan mineral (mineral dressing)
- ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy)
- proses produksi logam (mechanical metallurgy)
- perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy)
2.2. Sejarah Metalurgi
Sejarah
ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil pertambangan. Logam
yang paling dini digunakan oleh manusia tampaknya adalah emas, yang bisa ditemukan
secara bebas. Sejumlah kecil emas telah ditemukan telah digunakan di gua-gua di
Spanyol
pada masa Paleolitikum, sekitar
40.000 SM .
Perak, tembaga,
timah
dan besi
meteor juga dapat ditemukan bebas, dan memungkinkan pengerjaan logam dalam
jumlah terbatas. Senjata Mesir yang dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000
SM sangat dihargai sebagai "belati dari langit". Dengan pengetahuan
untuk mendapatkan tembaga
dan timah
dengan memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga
dan timah
untuk mendapatkan logam paduan yang
dinamakan sebagai perunggu, teknologi metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM
pada masa Zaman Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke
dalam logam yang dapat diolah jauh lebih sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan
oleh orang-orang Hittit pada sekitar 1200
SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan
besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.
Perkembangan
historis metalurgi besi dapat ditemukan dalam berbagai budaya dan peradaban
lampau. Ini mencakup kerajaan dan imperium kuno dan abad pertengahan di Timur Tengah
dan Timur Dekat,
Mesir
kuno, dan Anatolia
(Turki
sekarang), Kartago,
Yunani,
Romawi
kuno, Eropa
abad pertengahan, Cina
kuno dan pertengahan, India
kuno dan pertengahan, Jepang kuno dan pertengahan, dan sebagainya.
Banyak penerapan,
praktek dan perkakas metalurgi mungkin sudah digunakan di Cina kuno sebelum
orang-orang Eropa menguasainya (seperti tanur, besi cor, baja, dan lain-lain)
Berdasar kedekatan
antara metalurgi dengan pertambangan inilah maka pada awalnya pendidikan
metalurgi lahir dari sekolah-sekolah pertambangan seperti pendidikan metalurgi
di Colorado School of Mines.
2.3 Teknik Metalurgi
Teknik Metalurgi
adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika, matematika
dan kimia serta proses enjiniring untuk menjelaskan secara terperinci dan
mendalam fenomena-fenomena proses pengolahan mineral (termasuk pengolahan
batubara), proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat
mekanik logam dengan strukturnya, fenomena-fenomena proses penguatan logam
serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi logam. Ketiga ilmu dasar sains
digunakan dalam mengembangkan tiga sektor dasar dalam Body Knowledge Metalurgi
yang meliputi Metalurgi Kimia, Metalurgi Fisika dan Engineering Proses.
2.4 Mineral Dressing
Mineral
dressing adalah
pengolahan mineral secara fisik. Tujuan dari mineral dressing adalah
meningkatkan kadar logam berharga dengan cara membuang bagian-bagian dari bijih
yang tidak diinginkan. Secara umum, setelah proses mineral dressing akan
dihasilkan tiga kategori produk.
- Konsentrat, dimana logam-logam berharga terkumpul dan dengan demikian kadarnya menjadi tinggi.
- Tailing, dimana bahan-bahan tidak berharga (bahan ikutan, gangue mineral) terkumpul.
- Middling, yang merupakan bahan pertengahan antara konsentrat dan tailing.
Teknik mineral dressing bermacam-macam.
Pengaplikasiannya sangat tergantung pada jenis bijih atau mineral yang akan
ditingkatkan konsentrasinya. Pemilihan teknik didasarkan pada perbedaan
sifat-sifat fisik dari mineral-mineral yang ada dalam bijih tersebut.
Teknik-teknik yang digunakan dalam proses mineral dressing di antaranya adalah:
A. Konsentrasi gravitasi
Teknik ini
memanfaatkan perbedaan berat jenis antara mineral-mineral. Mineral-mineral
dipisahkan dengan peralatan yang berprinsip pada pemisahan berat jenis seperti
jigging, rake classifier, spiral classifier, vibrating table, dll.
B. Flotasi
Teknik ini
memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral-mineral. Dengan menambahkan
reagen kimia yang bisa membuat permukaan salah satu mineral menjadi hidrofil
sementara bagian reagen itu sendiri memiliki sifat hidrofob, maka mineral
bersangkutan dapat diangkat oleh gelembung yang ditiupkan ke permukaan untuk
dipisahkan. Biasnya mineral-mineral sulfida dipisahkan dengan cara ini.
C. Magnetic Separation
Cara ini
memanfaatkan sifat magnet dari mineral-mineral. Mineral yang bersifat
feromagnetik dipisahkan dari mineral yang bersifat diamagnetik.
Dan teknik-teknik lainnya, seperti
electric separator, dll.
D. Metalurgi ekstraktif
Pada bagian mineral dressing,
konsentrat yang mengandung logam berharga dipisahkan dari pengotor (gangue mineral) yang
menyertainya. Sedangkan ilmu extractive metallurgy adalah untuk memisahkan
logam berharga dalam konsentrat dari material lain.
2.4 Cabang – Cabang Metalurgi
Adapun
cabang-cabang ilmu metalurgi antara lain sebagai berikut :
1. Cabang
pengolahan mineral dan metalurgi ekstraksi biasanya sangat ditekankan pada pendidikan
metalurgi di jurusan Teknik Pertambangan.
2. Cabang
metalurgi mekanik
biasanya sangat ditekankan pada pendidikan metalurgi di jurusan Teknik Mesin
dan Teknik Industri.
3. Cabang
metalurgi fisik biasanya
diajarkan secara merata di berbagai perguruan tinggi sebagai fundamen dari ilmu
logam. Metalugi Fisik adalah pengetahuan-pengetahuan mengenai fisika dari
logam-logam dan paduan-paduan umpamanya tentang sifat-sifat mekanik,
sifat-sifat teknologi serta pengubahan-pengubahan sifat-sifat tersebut yang
umumnya menyangkut segi-segi pengembangan atau development, pada penggunaan dan
pengolahan atau teknologi logam-logam dan paduan-paduan.
4. Cabang
metalurgi serbuk menggunakan bahan serbuk logam dan non logam yang
di kompaksi dalam cetakan kemudian dilakukan proses sinter.
Metalurgi serbuk Fe-Al banyak digunakan untuk industri elektronik,
permesinan dan otomotif. Pemakaian metalurgi serbuk Fe-Al dapat meningkatkan karakteristikdan sifat mekaniknya jika dibandingkan dengan pembentukan paduan Fe-Al melalui proses lainnya. Proses ini melalui tahapan penimbangan serbuk dengan komposisi Al 40%, 50% dan 60%, kemudian serbuk dikompaksi dengan variasi tekanan kompaksi 7, 8, 9 ton, setelah itu dilakukan proses sintering pada sampel dengan temperatur 400°C dan waktu tahan 120 menit. Setelah proses sintering selesai sampel
didinginkan dengan media udara dan dilakukan pengujian yang meliputi:
pengujian kekerasan dan pengamatan struktur mikro.
Dari hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan sifat mekanik pada
komposisi serbuk Al 50% dengan tekanan 8 ton. Hal ini disebabkan
terjadinya ikatan antara atom-atom Al dan Fe yang larut membentuk fasa
FeAl3, sehingga kerapatan dan kepadatan butir semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya kekerasan.
Metalurgi serbuk Fe-Al banyak digunakan untuk industri elektronik,
permesinan dan otomotif. Pemakaian metalurgi serbuk Fe-Al dapat meningkatkan karakteristikdan sifat mekaniknya jika dibandingkan dengan pembentukan paduan Fe-Al melalui proses lainnya. Proses ini melalui tahapan penimbangan serbuk dengan komposisi Al 40%, 50% dan 60%, kemudian serbuk dikompaksi dengan variasi tekanan kompaksi 7, 8, 9 ton, setelah itu dilakukan proses sintering pada sampel dengan temperatur 400°C dan waktu tahan 120 menit. Setelah proses sintering selesai sampel
didinginkan dengan media udara dan dilakukan pengujian yang meliputi:
pengujian kekerasan dan pengamatan struktur mikro.
Dari hasil penelitian diperoleh adanya peningkatan sifat mekanik pada
komposisi serbuk Al 50% dengan tekanan 8 ton. Hal ini disebabkan
terjadinya ikatan antara atom-atom Al dan Fe yang larut membentuk fasa
FeAl3, sehingga kerapatan dan kepadatan butir semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya kekerasan.
2.5 Struktur Logam
A.
Struktur Terjejal
Kebanyakan
kristal logam dapat dibayangkan sebagai susunan terjejal dari bola-bola yang
identik. Ada dua macam susunan terjejal yaitu:
1. Heksagonal Terjejal (Hexagonal Close-packed,
kcp)
2. Kubus Terjejal (Cubic Close-packed, ccp)
Pada setiap
lapisan terjejal dari kedua susunan ini, setiap atom atau bola bersinggungan
dengan 6 atom. Dengan demikian, setiap bola akan dikelilingi oleh 12 bola, 6
bola di lapisannya sendiri, 3 bola di lapisan atas, dan 3 bola di lapisan
bawah. Oleh karena itu, bilangan koordinasinya adalah 12.
Cara penjejalan
pada lapisan terjejal yaitu :
1.
Lapisan
pertama, setiap atom dikelilingi oleh 6 atom.
2.
Lapisan
kedua, menempati rongga di atas lapisan pertama. Ada 2 macam kelompok rongga
yang ekivalen.
3.
Lapisan
ketiga berada di atas rongga atau di atas atom.
B. Struktur Kubus Berpusat Muka (fcc)
Pada
susunan ini, atom atau bola tidak terjejal. Setiap bola mempunyai bilangan
koordinasi 8. 4 di lapisan atas, dan 4 di lapisan bawah. Dalam kubus berpusat
muka terdapat dua kedudukan atom yang berbeda. 8 atom terdapat di pojok, 6 atom
masing – masing terletak di setiap muka. Atom ini dibagi oleh dua sel satuan
dengan jumlah atom dalam setiap sel satuan yaitu empat atom. Atom bersentuhan
setiap diagonal muka.
C.
Struktur Kubus Berpusat Badan (bcc)
Terdapat
delapan atom di pojok – pojok. Setiap atom dimiliki oleh 8 kubus. Terdapat 1
atom di tengah – tengah, yang dimiliki oleh sel satuan tersebut tanpa dibagi
dengan sel satuan lain. Jumlah atom di setiap sel adalah dua atom. Ke delapan
atom di pojok bersentuhan dengan atom di pusat badan.
D.
Struktur Kubus Sederhana (hcp)
Setiap
pojok terdapat satu atom. Hanya seperdelapan atom saja yang termasuk, 7/8
lainnya terbagi dalam 7 sel satuan lain yang bertemu di pojok tersebut. Jumlah
atom dalam setiap sel satuan adalah satu atom. Panjang rusuk dua kali jari –
jari atom. Pojok satuan sel adalah titik pusat atom.
Tabel Struktur Logam
FCC(CCP)
|
HCP
|
BCC
|
Ca,
Fe, Cu, Sr, Co, Ag, Sc, Ni, Au, Rh, Pt
|
Be,
Ti, Mg, Zr, Sr, No
|
Li,
Cr, Na, K, Ba, Cs, U, Ta, V
|
Pengolahan Logam
Berikut
beberapa contoh pengolahan logam antara lain :
1. Besi
Pengolahan biji
besi menjadi logam besi berlangsung dalam suatu tungku besar yang disebut tanur
sembur ( blast furnace). Bahan –bahan yang dimasukkan kedalam tanur terdiri
atas 3 macam :
a. Bijih besi, Fe2O3,
yang dikotori pasir, SiO2
b. Karbon ( kokas ), sebagai zat pereduksi,
c. Batu kapur, CaCO3 untuk
mengikat kotoran pasir
Udara panas dengan
suhu diatas 1000o C disemburkan ke dalam tanur. Pada suhu tinggi
karbon akan teroksidasi menjadi CO, kemudian karbon dan CO mereduksi bijih besi
menjadi logam besi.
2C + O2 → 2CO
Fe2O3 +
3C → 2Fe + 3CO
Fe2O3 +
3CO → 2Fe + 3CO2
Suhu tinggi juga menguraikan batu kapur menjadi CaO, dan kemudian bereaksi
dengan pasir menghasilkan kalsium silikat, CaSiO3.
CaCO3 → CaO + CO2
CaO + SiO2 → CaSiO3
Kalsium silikat dapat dipakai sebagai bahn baku semen atau sebagai lapisan
dasar rel kereta api.
Besi tuang dapat diolah lebih lanjut menjadi baja, yaitu besi yang
mengandung 0,5 % - 1,5 % karbon. Pembuatan baja dilakukan dengan mengoksida
semua zat mengotor pada besi tuang kemudian menambahkan karbon sampai kadar
yang diinginkan. Dibandingkan dengan besi biasa, baja lebih keras dan elastis.
Agar lebih mengkilat dan tahan karat dicampurkan logam krom dan nikel. Sebagai
contoh, baja stainless merupakan campuran dari 72 % besi,19% krom dan 9 %
nikel.
2. Aluminium
Bijih-bijih aluminium yang utama adalah
bauksit (Al2O3.2H2O), mika (K-Mg-Al-Silikat),
dan tanah liat (Al2Si2O7.2H2O).
Pengolahan
bijih bauksit (Al2O3.2H2O) menjadi logam
aluminium terdiri dari 2 tahap yaitu :
a. Pemurnian bauksit dari zat-zat pengotor
terutama Fe2O3 dan SiO2.
b. Elektrolisis leburan bauksit murni, dengan
menggunakan karbon dan ion Al3+ direduksi menjadi aluminium.
2Al2O3 + 3C → 4Al
+3CO2
3. Timah
Logam timah diperoleh dengan mereduksi
bijih SnO2 dengan karbon pada suhu 12000C.
2
SnO + C→ 2Sn + CO2
4. Nikel
Pada pembuatan nikel, bijih nya dipanggang
menjadi NiO, lalu direaksikan dengan campuran gas hydrogen dan karbon
monoksida. Ion Ni2+ akan mengalami reduksi menjadi logam nikel.
2NiO
+ H2 + CO → 2Ni + H2O + CO2
5. Tembaga
Tembaga dialam terdapat sebagai unsure
bebas dan sebagai bijih sulfide kalkopirit,CuS.Fe2S3.
bijih ini juga mengandung emas dan perak dalam kadar yang lumayan. Dengan
memanggang dan melelehkan bijih, kita memperoleh logam tembaga.
CuS.Fe2S3
+ 5 O2 → 2Cu + 2FeO +4SO2
6. Perak
Pada kulit bumi, perak terdapat dalam
unsure bebas yang bercampur dalam dengan emas dan tembaga, disamping sebagai
bijih argentit (Ag2S).
Campuran atau bijihnya dilarutkan dalam
larutan Natrium Sianida kemudian direduksi dengan seng untuk mendapatkan logam
perak yang murni.
4Ag
+ 8NaCN + O2 + 2H2O → 4NaAg (CN)2 + 4NaOH
2
Ag2S + 8NaCN + O2 + 2H2O → 4NaAg (CN)2
+ 4NaOH + 2S
2NaAg
(CN)2 + Zn→2Ag + Na2Zn(CN)4
2.7. Sifat Logam
Nama Logam
|
Sifat
|
Aluminium
|
Ringan, keras, mengkilap, tidak
beracun,mudah ditempah dan direntangkan.
|
Tembaga
|
Berwarna merah, konduktor yang sangat
prima untuk listrik dan panas.
|
Perak
|
Memiliki daya hantar listrik yang paling
baik, tidak teroksidasi oleh udara dan tidak bereaksi dengan asam (kecuali
HNO3 yang mampu mengoksidasi perak).
|
2.8. Kristal Logam
Gambaran
yang paling sederhana dari sebuah kristal logam adalah mempunyai ion positif
(inti ditambah elektron) yang terletak pada titik – titik kisi dengan elektron
valensi kristal tersebut secara keseluruhan, bukannya hanya untuk satu atom,
zat padat terikat satu sama lain karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik
antara kisi ion positif ndengan semacam lautan elektron. Elektron ini dapat
bergerak bebas, sehingga logam merupakan konduktor listrik yang baik.
Karena
titik leleh kekerasan logam sangat beragam, maka seharusnya tingkatan ikatan
kovalen antara atom – atomnya di dalam zat padat.
BAB III
KESIMPULAN
·
Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang
mempelajari logam, struktur logam, sifat-sifat logam, prose pembuatan logam,
dan sebagainya.
·
Teknik
Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika,
matematika dan kimia serta proses enjiniring untuk menjelaskan secara
terperinci dan mendalam fenomena-fenomena proses pengolahan mineral (termasuk
pengolahan batubara), proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan
perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya, fenomena-fenomena proses
penguatan logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi logam.
·
Mineral
dressing adalah
pengolahan mineral secara fisik
·
Cabang-cabang
ilmu metalurgi antara lain sebagai berikut : Cabang pengolahan mineral dan metalurgi ekstraksi,
Cabang metalurgi mekanik, Cabang metalurgi fisik, dan Cabang metalurgi
serbuk.
·
Struktur
Logam terdiri dari Struktur Terjejal, Struktur Kubus Berpusat Muka (fcc), Struktur Kubus Berpusat Badan (bcc),
Struktur Kubus Sederhana (hcp).
·
Gambaran
yang paling sederhana dari sebuah kristal logam adalah mempunyai ion positif
(inti ditambah elektron) yang terletak pada titik – titik kisi dengan elektron
valensi kristal tersebut secara keseluruhan, bukannya hanya untuk satu atom,
zat padat terikat satu sama lain karena adanya gaya tarik menarik elektrostatik
antara kisi ion positif ndengan semacam lautan elektron.