Kamis, 15 November 2012

LELAH


“LELAH” Seberapa lama kau mengucapkannya???
3 detik?? 2 detik?? 1 detik?? Atau kurang dari itu....
Tapi seberapa lama kau merasakannya?????
”sehari sekali, sejam sekali, atau bahkan semenit sekali??”

Banyak yang mengeluh “lelah”. Ia mengeluh bekerja seharian,membuatnya lupa pada siapapun kecuali pekerjaannya....
Kalau boleh sekedar berbagi cerita hidup, mungkin aku lebih dari itu..
Bangun dini hari, bekerja mentransfer ilmu, dari pagi hingga malam, ke sana kemari ke tempat yang berbeda..
Kalau jadwal pagi ke kisaran, biasanya setengah 7 pagi aku sudah stand by dari rumah, di sana sampai pukul 3 siang, makan di mesjid, tanpa ada jadwal istirahat sekedar seperempat jam untuk tidur siang... Perjuangan belum selesai. Pulang dari kampus aku langsung ke Tanjung lagi, masih dengan peranan yang sama mesti statusnya berbeda, sampai malam... Jam setengah 10 malam, aku tiba di rumah.
Kalau jadwal pagi aku ke sekolah, lumayan bisa membuatku sedikit berleha-leha pagi... Tapi pekerjaan di sekolah lebih dari sekedar mengajar. Aku lebih dituntut mendidik. Memproses anak-anak nakal yang sesungguhnya hanya kurang perhatian itu kadang membuatku sedikit tertekan. Lain halnya lagi aku harus mengakui bahwa kemampuan tiap pribadi dalam mencerna suatu informasi itu berbeda kecepatannya.. Aku harus sabar.... Kemudian masalah kelas, uang kas, rekan2 guru yang tak perlu kuceritakan satu persatu... Naik turun tangga... berkali-kali.... Dan apapun ceritanya rutinitas siang tetap dihabiskan dengan waktu yang sama... Ngeles dan berjumpa kembali dengan adik-adik yang sangat haus akan ilmu.
Beratnya lagi saat jadwal malam itu aku habiskan di Kisaran. Aku harus menunggu kereta api malam untuk pulang ke rumah. Berbagai hal berbeda sering terjadi.. Aku biasa tiba di rumah, pukul 11 malam.
Satu hal yang menjadi pertanyaan “bolehkah aku berkata lelah??”
Jawabannya “tidak”
Banyak yang lebih lelah dari aku, memiliki rutinitas yang jauh lebih berat, tapi mereka tak pernah mengeluh...
Tahukah kau, awalnya aku merasa ini adalah sebuah cobaan yang aku sendiri tak yakin sanggup menjalaninya... Apalagi saat tangan kanan ku tak bisa berfungsi dalam beberapa hari, haduuuhh  rasanya........ ntah la, tak terungkap dengan kata-kata. Hari-hari yang kujalani benar-benar butuh perjuangan. Mungkin tubuhku pun shock, hingga kondisi badanku tiba-tiba drop dalam minggu itu...
Tapi kawan.......... aku tak pernah hanyut dalam pekerjaanku.. Aku tidak melupakan keluargaku, teman-temanku, anak-anakku, saudara-saudaraku, adik-adikku...semua aku perlakukan dengan adil, termasuk terhadapmu. Aku tak ingin mereka sedih dan mengatakan aku sombong hanya karena tak menyapa mereka lagi.... Meski ada beberapa orang yang kini telah jauh, dan mungkin tak akan bertemu lagi, aku akan tetap melanjutkan komunikasi....
Ketahuilah, aku tak ingin membandingkan diriku dengan dirimu dan mengambil kesimpulan bahwa aku jauh lebih baik.... Tidak...... Kalau boleh aku menyampaikan sebuah kalimat, “Sebenarnya aku begitu cemburu dengan pekerjaanmu, karena perhatianmu kini sepenuhnya kepadanya....
: (

Tidak ada komentar: